craft
Berkarya tidak harus membuat kriya Photo by Steve Johnson from Pexels

Bukan hanya bekerja, waktunya berkarya!

Tanggal 5 September 2019 adalah hari terakhir saya bekerja di Mekari sebagai Lead Software Quality (SDET & QA) pengalaman dan ilmu selama 2 tahun di Mekari ini sangat luar biasa sekali, saya belajar dan berkembang lebih pesat daripada 5 tahun pengalaman kerja sebelum gabung di Mekari !!!

Saya bergabung sebagai SDET (software development engineer in test) di Sleekr HR pada 16 Oktober 2017, tim yang hanya terdiri dari 2 orang, lalu Sleekr tumbuh pesat bahkan berevolusi menjadi Mekari dengan mengakuisisi startup lain yaitu Talenta.co dan Jurnal.id, terakhir tim SDET & QA (Quality Assurance) berjumlah 15 orang dan saya ditunjuk sebagai tim Leadernya.

Lantas apa hubungannya judul ini dengan karir saya di Mekari?

Berawal dari "pidato kelulusan" yang saya sampaikan kepada rekan-rekan kerja lain di Mekari, dimana saya melontarkan sebuah kalimat dengan spontan tanpa rencana "Sudah waktunya berkarya, bukan lagi bekerja. kita harus memiliki mindset entrepreneur dalam bekerja" dan setelah berkata itu, saya merenung panjang dalam perjalanan pulang, apa bedanya bekerja dan berkarya dengan konteks karyawan? nah pada tulisan kali ini akan saya sampaikan hasil pemikiran saya ini.

Bekerja vs Berkarya

Mana yang lebih sering ada di pikiran kita setiap pagi dan bersiap berangkat kerja:

  1. I have something to do (saya memiliki sesuatu untuk dilakukan)
  2. I have to do something (saya harus melakukan sesuatu)

Mungkin sedikit berlebihan dalam penyederhanaan ini, namun saya yakini hal ini, jika kamu lebih sering merasakan opsi 1 masih dominan maka kamu berada pada posisi "bekerja", jika opsi 2 yang lebih sering, maka kamu memiliki jiwa "berkarya".

Faktanya ketika kita bekerja disebuah perusahaan kita disebut karyawan, artinya manusia yang berkarya, nah berkarya tidak harus berkesenian, tidak harus membuat kriya, bahkan tidak mesti menjadi seorang pengusaha untuk disebut berkarya. Tetapi berkarya berbeda dengan bekerja.

Orang yang bekerja akan melaksanakan pekerjaan dan tugasnya dengan baik agar sesuai dengan harapan bos, karena dia ingin mempertahankan pekerjaannya itu, mendapatkan upah/gaji sebagai imbalan jasa. Sedangkan orang yang berkarya, akan rela mencurahkan tenaga, waktu, dan sumber daya lainnya supaya hasilnya bisa memuaskan dirinya sendiri, ada ketebalan rasa cinta yang dituangkan pada apa yang dikerjaannya, orang berkarya berani memulai dari nol ketmbang mengikuti formula, orang yang berani mencari jawaban ketimbang menghafal jawaban, ia yang bisa menciptakan visi sendiri.

Kita bisa saja menjadi karyawan sebuah perusahaan tetapi setiap hari masuk kantor adalah untuk berkarya, karena kita sudah mencintai pekerjaan ini, kita benar-benar tulus, ingin hasilnya baik, bukan karena diiming-imingi bonus atau takut kena sanksi.

Bagaimana berkarya dengan kode

Jika ditarik pada konsep karya pada dunia software engineering, karya kita adalah aplikasi digital, ada sebuah istilah yang populer di engineering yaitu "software craftmanship" adalah sebuah metafora dari penulisan kode yang elegan, berkuallitas, mendetail dan menghasilkan sebuah kebanggan, kode yang ditulis bukan hanya bekerja secara fungsional tapi harus juga mudah di rawat kedepannya dan tidak rewel rework karena adanya masalah (defect).

Adanya budaya code review di Mekari, saya rasakan menjadi medium untuk menularkan ilmu yang baik, kita belajar memahami maksud dari si penulis kode tersebut, lalu membaca kritik dan saran rekan sejawat yang ternyata bisa melahirkan rasa kepemilikan kode dan tanggung jawab yang tinggi. ada kebanggan ketika kode yang kita tuliskan mendapatkan approval dari banyak orang dan bisa dirasakan manfaatnya oleh customer.

Rangkaian aktifitas SDLC membuat kita sering berdiskusi masalah customer/pelanggan dengan beragam tim, membuat kita mengenali apa kebutuhan pelanggan aplikasi kita, sehingga kita ingin fitur baru tersebut menjadi karya bersama yang bisa melebihi harapan pelanggan, menyelesaikan persoalannya dan membantu aktifitas mereka lebih baik, bukankah ini sebuah kebanggan tersendiri bagi insan yang berkarya ketika mengetahui orang lain bisa terbantu dengan hasil karyanya.

Di Mekari, saya sangat merasakan adanya dorongan untuk berkarya, kebebasan untuk mengungkapkan pendapat, dan kritik, adanya rasa aman untuk bereksperimen dalam bekerja, mencoba serangkaian tools modern baru. Semua itu sangat di dukung oleh stakeholder tim development yang supportif, saya bersyukur memiliki mentor hebat seperti pak Rafeequl sebagai CTO yang sering memberikan tantangan kepada tim untuk bergerak lebih baik, ia tidak terbiasa memberikan perintah untuk mengerjakan sesuatu, tetapi menjadi teman diskusi mencari solusi dari suatu masalah yang ada dengan cara yang lebih baik, hingga yang paling baik.

Terima Kasih

atas semua pengalaman indah dan pembelajaran yang luar biasa, saya belajar banyak dari setiap orang di Mekari, saya bersyukur bisa mengenal kalian, saya harap kita semua bisa terus bisa mencurahkan sepenuh hati pada hal yang kita kerjakan, selama itu bisa bermanfaat bagi pelanggan, orang banyak, selama itu bisa membuat kita bahagia, janganlah menganggap itu bekerja untuk gaji, karena sesungguhnya kita sedang berkarya! menciptakan kode yang mengubah sebuah binary menjadi value

This article was updated on 7 Sep 2019

false
Fachrul Choliluddin

Seorang Software Tester yang memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun dalam peneliti kualitas perangkat lunak. Aktif berbagi pengetahuan dalam Software Quality Development Engineer in Test, Agile Testing, atau belajar membuat automation test dengan Selenium, Appium, API test dan bahasa pemrograman Python

Comments